Minggu, 15 Maret 2015

Tugas 2 Softskill Bahasa Indonesia 2

TUGAS SOFTSKILL
Nama   : Martina Maranatha Yusnita Sandra
Kelas   : 3KA10
NPM   : 14112466

PENALARAN INDUKTIF

1. Jenis Penalaran
     Ada 2 jenis penalaran yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
A.    Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
B.     Penalaran Deduktif
 Penalaran Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik.

2. Penalaran Deduktif
          Seperti yang telah dijelaskan di nomor satu penalaran deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
A.    Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan prosposisi yang ketiga.
a.       Silogisme Kategorial
kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, contoh :
·         Semua Auditor adalah lulusan sarjana Akuntansi
·         Ayu adalah seorang Auditor
·         Konklusi  : Ayu adalah lulusan sarjana Akuntansi

b.      Silogisme Hipotesis
semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:  jika A è B
· Premis mayor :  Jika ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan     maka dia akan dipenjara
· Premis minor : Ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan
· Konklusi        : oleh sebab itu dia akan dipenjara.

c.       Silogisme Alternatif
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :
Premis mayor    : Ayu memilih jurusan Akuntansi atau Teknik Geofisika
Premis minor     : Ayu memilih jurusan Akuntansi
Konklusi           :  oleh karena itu, Ayu tidak memilih jurusan Teknik Geofisika

B.     Entimem
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti silogisme.
Contoh :
p 1 : Semua dosen fakultas Ekonomi Gunadarma adalah lulusan Sarjana Magister
p 2 : Ibu Desy adalah dosen fakultas ekonomi Gunadarma
K    : Oleh karena itu, ibu Desy adalah lulusan Sarjana Magister

http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/03/definisi-jenis-jenis-penalaran.html

http://achprim.blogspot.com/2012/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar