TUGAS SOFTSKILL
Nama : Martina Maranatha Yusnita Sandra
Kelas : 3KA10
NPM : 14112466
PENALARAN INDUKTIF
1. Jenis
Penalaran
Ada 2 jenis penalaran yaitu penalaran
induktif dan penalaran deduktif.
A.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah
paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk
menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
B.
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat
umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang
bersifat khusus atau lebih spesifik.
2. Penalaran Deduktif
Seperti yang telah dijelaskan di nomor satu
penalaran deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu
masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi
suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat
diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf
kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
A.
Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk
proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang
berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan
prosposisi yang ketiga.
a. Silogisme Kategorial
kategorial dapat
dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang
terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga
ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya
boleh muncul dalam dua pernyataan, contoh :
· Semua
Auditor adalah lulusan sarjana Akuntansi
· Ayu
adalah seorang Auditor
· Konklusi :
Ayu adalah lulusan sarjana Akuntansi
b. Silogisme Hipotesis
semacam pola
penalaran deduktif yang mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari
suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu
tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang
bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme
ini adalah: jika A è B
· Premis
mayor : Jika ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan maka dia akan dipenjara
· Premis minor :
Ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan
· Konklusi
: oleh sebab itu dia akan dipenjara.
c. Silogisme Alternatif
Jenis silogisme yang
ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif.
Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah
proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.
Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau
menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :
Premis
mayor : Ayu memilih jurusan Akuntansi atau Teknik
Geofisika
Premis minor :
Ayu memilih jurusan Akuntansi
Konklusi
: oleh karena itu, Ayu tidak
memilih jurusan Teknik Geofisika
B.
Entimem
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran
tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme
itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun
dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap
diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang
berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa yunani. Dalam tulisan-tulisan
bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti
silogisme.
Contoh :
p 1 : Semua dosen fakultas Ekonomi Gunadarma adalah lulusan
Sarjana Magister
p 2 : Ibu Desy adalah dosen fakultas ekonomi Gunadarma
K : Oleh
karena itu, ibu Desy adalah lulusan Sarjana Magister
http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/03/definisi-jenis-jenis-penalaran.html
http://achprim.blogspot.com/2012/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar