KEPEMIMPINAN
A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan
mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
B. KEPEMIMPINAN , PEMIMPIN
DAN KEKUASAAN
1. Kepemimpinan.
Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok .Kepemimpinan
adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian
rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara
royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100)
Adapun defenisi dari kepemimpinan
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
·
George R. Terry (yang dikutip dari
Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan
adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang
lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan
·
G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi
dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
·
C.M. Bundel “Is Leadership losing its
importance ?”
Kepemimpinan
seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
·
R. C. Davis “ The Fundamentals of Top
Management”
Kepemimpinan
sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
2. Pemimpin
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di
lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering
kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
· Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
· Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain,
sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakn
menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
·
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus
mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan
bagi orang – orang yang dipimpinnya.
·
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus
mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
·
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus
mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
3. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan
sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
C .TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat
besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi
telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
teorikepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan
berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang
pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The
Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang
berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
·
Kecerdasan
Berdasarkan
hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
·
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya
di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
·
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang
pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
·
Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan
terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak
kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan
Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang
pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal.
a. Pertama
yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
b.Kedua
disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang
akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini,
seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting
dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan
dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok
sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan
dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat
tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan
di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat
mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang
menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya.
D. TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan
model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal
adalah sebagai berikut.
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan
authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.
Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti
dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak
menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota
kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran
disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota
sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang
otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah
diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari
kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin,
kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya,
orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas
dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat
menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan
perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah
menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa
Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya
pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan
tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak
buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat
tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya
dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan
anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan
control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan
kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas
atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari
pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota
kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan
bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan
dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau
menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada
anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat
anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi
kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan
jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan
memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis
atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan
di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau
pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi
semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa
tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe
Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik
memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta
gaya dari si pemimpin.
E. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN
Adapun Masalah dalam Kepemimpinan di
Organisasi Saat Ini yang dapat kami sajikan adalah sebagai berikut.
Ketika perusahaan terlalu fokus pada
bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain, kondisi dalam organisasi
diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih tertarik pada
penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan, hasilnya yaitu
kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus
untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain
mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi
dan sebuah manajemen memiliki agenda.”
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Organisasi harus ingat bahwa generasi
ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan generasi
berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau orang
lain, orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan membantu mendorong
seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah melalui motivasi
intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh
keyakinan mereka, nilai,kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan. Salah satu
tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar
bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah
satu alasan mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi.
Biasanya, para pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor
yang memotivasi diri mereka sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain
adalah bahwa para pemimpin yang tidak berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor
yang memotivasi seorang karyawan akan juga bekerja pada orang lain padahal satu
ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan dengan motivasi.
1. Kurangnya Koordinasi
a.
Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali
dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan
ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali
pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman,
yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan
tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab
b.
Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya
lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula.
Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat
berakibat pada program-program selanjutnya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
istilah “kader” berarti : (1) perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg
diharapkan akan memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika
dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa
diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yg diharapkan akan
memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan
bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda,
oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. (
Animo artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau
mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan “kesuksesan suatu
periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat
menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah
organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa
kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi
tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidak adanya
kader penerus.
b. Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada
pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam
animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang
luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam
animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan
kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi
alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting
daripada rekrutmennya.
3. Praktik – praktik
Organisasi
1. Rasa hormat, martabat, dan
kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi
memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota
oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota
dijadikan yang paling akhir.
2. Kebijakan dan praktik personel. Masalah
ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat,
pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota organisasi. Kewajiban
umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif
disetiap jenjang karirnya.
F. BAGAIMANA MENJADI PEMIMPIN
IDEAL
Menurut William Glasser dalam
bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam situasi yang paling ekstrem
sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya
hasil kerjanya tidak memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William
menyebutkan 8 ciri perilaku yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang
baik.
Beri teladan tentang arti sukses kepada
bawahan.
Alasan umum seseorang tidak berusaha
keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak tahu persis tujuan mereka
bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi kerja. Oleh
sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi contoh
kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
Beri bawahan Anda peralatan yang mereka
butuhkan.
Banyak orang mempersepsikan, tugas
seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah bawahannya. Namun, sebenarnya itu
bukan tugas dari atasan. Daripada terus-menerus turun tangan menyelesaikan
masalah orang lain, lebih baik berikan pada bawahan cara dan rambu
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan
bawahan.
Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi
terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan membangun
kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
Berikan ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya kesalahan adalah guru
terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi kesalahan yang dilakukan
bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena ia tidak becus
bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
Delegasikan tugas tanpa banyak turut
campur.
Pemimpin yang baik adalah seorang yang
mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada bawahannya. Biarkan bawahan
mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di sisi lain pastikan diri anda
selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.
Lebih baik bertanya daripada memberi
nasihat
Seringkali bawahan anda tahu lebih
banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka
tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor. Dengan demikian,
Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah
tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan
berharap orang lain bersikap ramah kepada anda jika anda tidak ramah
terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi galak untuk
bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah, Anda akan
selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi
mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
Tak kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan erat terkait dengan
hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda tulus peduli dengan
mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali lebih dekat
bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas
kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan
orang-orang di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://christhoper.wordpress.com/2010/12/21/masalah-dalam-kepemimpinan-di-organisasi-saat-ini/
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/02/02/empat-dasar-kepemimpinan-efektif-435672.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar