Tugas
ke-3 (Teori Organisasi Umum 1)
Kerjakan tugas berikut ini :
Apa yang anda ketahui mengenai hal berikut ini :
1. Pengertian Komunikasi
2. Unsur-unsur Komunikasi
3. Bagaimana menyalurkan ide melalui konunikasi.
4. Hambatan-hambatan komunikasi.
5. Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
6. Faktor – faktor perubahan Organisasi.
7. Proses perubahan
8. Ciri-ciri pengembangan Organisasi
9. Metode pengembangan organisasi
10. Pengertian
11. Tipe-tipe Kepemimpinan
12. Teori-Teori Kepemimpinan
Jelaskan menurut teori yang ada dan pendapat yang anda ketahui.
Kerjakan tugas berikut ini :
Apa yang anda ketahui mengenai hal berikut ini :
1. Pengertian Komunikasi
2. Unsur-unsur Komunikasi
3. Bagaimana menyalurkan ide melalui konunikasi.
4. Hambatan-hambatan komunikasi.
5. Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
6. Faktor – faktor perubahan Organisasi.
7. Proses perubahan
8. Ciri-ciri pengembangan Organisasi
9. Metode pengembangan organisasi
10. Pengertian
11. Tipe-tipe Kepemimpinan
12. Teori-Teori Kepemimpinan
Jelaskan menurut teori yang ada dan pendapat yang anda ketahui.
1.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, “comunis” yang berarti
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Akar asal katanya “communis” yaitu “communico” yang artinya berbagi
(Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan
komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang
berarti ” membuat sama” (to make common). Istilah “communis” adalah istilah
yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata kata Latin yang mirip Komuniksi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Pengertian
komunikasi itu sangat bermacam-macam bergantung pendapat setiap
orang. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisa pada prinsipnya dapat
disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise),
terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.
2. Unsur-unsur
Komunikasi
Unsur-unsur
komunikasi adalah sbb :
·
Sumber : Sumber adalah dasar yang
digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan
itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
·
Komunikator : Dalam komunikasi, setiap
orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu
proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat
menjadi komunikator.
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.
2. Penguasaan Masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan
sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya.
3. Penguasaan Bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan
baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Komunikator mutlak menguasai
istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu atau khusus.
Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan yang ingin kita
sampaikan kepada audience itu. Keefektifan komunikasi tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan berkomunikasi tetapi juga oleh kemampuan diri si komunikator.
·
Etos
Komunikator :
Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri
seorang yang merupakan panduan dari kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi adalah
proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran. Afeksi adalah perasaan yang
ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Konasi adalah aspek psikologis yang
berkaitan dengan upaya dan perjuangan. Etos tidak hanya timbul pada seseorang
dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang mendukungnya.
Faktor-faktor itu adalah :
o
Kesiapan
o
Kesungguhan
o
Kepercayaan
o
Ketulusan
o
Ketenangan
o
Kesederhanaan
o
Keramahan
·
Sikap
Komunikator :
Sikap ( attitude ) adalah suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada
diri seorang untuk melakukan kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.
Dalam hubungan dalam kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia
sebagai sasarannya pada diri komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu :
- Reseptif
: Sikap kesediaan untuk menerima gagasan dari orang lain.
- Selektif
: Faktor selektif sangat penting bagi komunikator dalam peranannya
sebagai komunikan sebagai persiapan untuk menjadi komunikator yang baik.
Jadi untuk menjadi komunikator yang baik ia harus menjadi komunikan yang
terampil.
- Dijestif
( Digestive ) : Digestive adalah kemampuan komunikator dalam merencanakan
gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan
dia sampaikan.
- Asimilatif
: Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan
gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis
dengan apa yang ada dalam benaknya yang merupakan hasil pendidikan dan
pengalamannya.
- Transmisif
: Transmisif merupakan kemampuan komunikator dalam mentransmisikan konsep
yang telah ia formulasikan secara kognitif, afektif dan konatif kepada
orang lain.
·
Pesan Pesan adalah keseluruhan dari
apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang
sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah
laku konsumen.
·
Channel
atau Saluran :
Chanel adalah saluran penyampaian pesan, dapat disebut juga dengan media. Media
dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu media umum dan media massa. Media
umum digunakan oleh segala bentuk komunikasi. Media Massa digunakan untuk
komunikasi massa.
·
Komunikasi : Komunikasi dapat digolonhkan
menjadi 3 jenis yaitu personal, kelompok dan massa Dari sasarannya dapat
di arahkan kedalam komunikasi personal, kelompok dan komunikasi massa.
a) Komunikasi Personal : Komunikasi yang ditujukan kepada
satu orang saja(tunggal).
b) Komunikasi Kelompok : Komunikasi yang ditujukan kepada
kelompok tertentu.
c) Komunikasi Massa : Komunikasi yang ditujukan kepada massa
atau komunikasi yang menggunakan media massa.
·
Efek : Efek merupakan hasil akhir
dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidaknya
dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku sesuai maka
komunikasi itu berhasil. Efek ini dapat dilihat dari personal opinion, publik
opinion dan majority opinion.
o
Personal
Opinion : Pendapat pribadi, hal ini merupakan akibat atau hasil yang diperoleh
dari komunikasi. Ini merupakan pendapat seseorang terhadap suatu masalah
tertentu.
- Public Opinion : Pendapat
umum, merupakan penilaian sosial mengenai sesuatu yang penting dan
berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan secara individu
secara sadar.
- Majority Opinion : Merupakan
pendapat sebagian besar dari masyarakat umum.
3. Bagaimana
menyalurkan ide melalui konunikasi.
Pada umumnya komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan
kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si
pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak
sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang
terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar
mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
Adapun
tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
- Ide (gagasan) oleh sender.
- Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide
si sender disampaikan oleh kata-kata.
- Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa
lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
- Tindakan yaitu tindakan ini sebagai
contoh perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
- Pengertian yaitu kata-kata si sender
dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
- Penerimaan yaitu ide atau informasi
ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Dalam
membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka
membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah
dan tujuan organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada
organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan se-efektif mungkin
sehingga koordinasi dan kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.
4.
Hambatan-hambatan komunikasi.
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli
menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif,
karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua
sifat berikut ini :
a). Hambatan yang bersifat
objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat
oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.
Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang
tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau
tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara
komunikator dengan komunikan.
b). Hambatan yang bersifat
subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya
penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati,
apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan
hambatan komunikasi meliputi :
1. Gangguan (Noises), terdiri dari
:
Gangguan mekanik (mechanical/channel
noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic
noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi
rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau
konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel
noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang
sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis,
misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest) Interest
akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya
tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif
terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan
suatu kepentingan.
3. Motivasi Motif atau daya dorong
dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang
berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas
tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai
motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik
oleh pihak komunikan.
4. Prasangka (Prejudice) Sikap
seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and
dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga
tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang
komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan
atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering
membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir
secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
5. Evasi Komunikasi Evasion of
communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk
kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper
dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan
Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
Menyesatkan pengertian
(understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada
teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk
kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa
lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
Mencacadkan pesan komunikasi
(message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh
siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B
mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D
bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh
Guru BP.
Mengubah kerangka referensi
(changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi
dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa
memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.
5.
Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam
organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1.Dari segi sifatnya :
A. komunikasi yang
berlangsung lisan / berbicara: Komunikasi Lisan
cth: ngobrol,
presentasi
B. komunikasi melalui
tulisan: Komunukasi Tertulis
Cth: sms, email ,
C. komunikasi yang
dibicarakan/diungkapkan: Komunikasi Verbal
cth: ngobrol, curhat
D. komunikasi yang
tidak dibicarakan(tersirat) : Komunikasi Non Verbal
cth: orang yang grogi
gemetar tubuhnya
2. Dari segi arahnya :
A. komunikasi dari
bawahan ke atasan : Komunikasi Ke atas
B. komunikasi dari
atasan ke bawahan : Komunikasi Ke bawah
C. komunikasi ke sesama
manusia / setingkat : Komunikasi Horizontal
D. pemberitahuan gempa
melalui BMKG(tanpa ada timbal balik) : Komunikasi Satu Arah
E. berbicara dengan
adanya timbal balik/ saling berkomunikasi : Komunikasi Dua Arah
3. Menurut Lawannya :
A. Berbicara dengan
lawan bicaras yang sama: Komunikasi Satu Lawan Satu
banyaknya cth:berbicara
melalui telepon
B. Berbicara antara
satu orang dengan suatu kelompok. Cth: introgasi maling dengan kelompok hansip
: Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
C. Berbicara antara
suatu kelompok dengan kelompok lain. Cth: debat partai politik : Kelompok Lawan
Kelompok
4.Menurut Keresmiannya
:
a. Komunikasi yang
berlangsung resmi.cth: rapat pemegang saham : Komunikasi Formal
b. Komunikasi yang
tidak resmi, cth : berbicara antara teman : Komunikasi Informal
6. Faktor – faktor perubahan Organisasi.
Sebuah
perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak
terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai
adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Faktor
perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
>
Faktor Internal
Adalah
segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana factor tersebut
dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Adalah penyebab
perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat
berasal dari berbagai sumber. Problem yang sering timbul berkaitan dengan
hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi
dan kepentingan masing-masing anggota. Proses kerja sama yang berlangsung dalam
organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Contoh
Faktor Internal :
a.
Problem hubungan antar anggota,
b.
Problem dalam proses kerja sama,
c.
Problem keuangan.
d.
Perubahan kebijakan lingkungan.
e.
Perubahan tujuan organisasi.
f.
Perluasan wilayah operasi tujuan organisasi.
g.
Volume kegiatan yang semakin bertambah banyak.
h.
Sikap dan perilaku dari anggota organisasi.
>
Faktor Eksternal
Adalah
segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat mempengaruhi
organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa factor tersebut antara lain :
Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Adalah
penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan
perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya,
perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa
penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan
teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Contoh
faktor eksternal:
a.
Politik.
b.
Hukum.
c.
Kebudayaan.
d.
Teknologi.
e.
SDA.
f.
Demografi.
g.
Sosiologi.
7.
Proses perubahan
Yang
dimaksud dengan proses perubahan adalah tata urutan atau langkah langkah dalam
mewujudkan perubahan organisasi. Langkah tersebut terdiri dari :
a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa
setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada
berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di
luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi,
teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai
dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif.
Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran,
perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan
itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau
dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi
adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor
yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat
sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan
diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang
harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun
dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan
organisasi selanjutnya.
Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin
bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru
segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari
perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila
hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap
organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
8.
Ciri-ciri pengembangan Organisasi
Suatu strategi
pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap,
nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan
teknologi baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan
itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan
perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang
tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang
akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam
organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan
potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara
berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi,memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi,memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
9.
Metode pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
(PO) sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang menekankan pada
penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk membantu
organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar. Para manajer dan
staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk melaksanakan
tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka membentuk hubungan yang efektif
di antara mereka. Di dalam menghadapi akselerasi perubahan yang semakin cepat,
PO diperlukan untuk bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan
tersebut.
Sejarah pengembangan
organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang/batang: pelatihan laboratorium,
umpan balik survei, riset tindakan, produktivitas dan kualitas kehidupan kerja,
serta perubahan strategik. Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah
deversitas pendekatan PO, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya
suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu
mendatang.
10. Pengertian kepemimpinan
Definisi Banyak sekali
pengertian dari sebuah kata kepemimpinan, diantaranya adalah Menurut Sarros dan
Butchatsky (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), Kepemimpinan Adalah adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai
dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
11. Tipe-tipe Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe
pemimpin yang dimiliki seseorang yang dapat mempengaruhinya dalam menjalankan
organisasi, antara lain sebagai berikut :
1. Tipe Otokratik
1. Tipe Otokratik
Seorang
pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang sebagai
karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam menjalankan
kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan
dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan sikap
kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan masyarakat
tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya tipe seperti
ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3.
Tipe Kharismatik
Karakteristik
yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.
Tipe Demokratik
Pemimpin
yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan
menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani
bukannya ditakuti.
Dari kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe
memiliki kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung
pada organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran
diperlukan tipe kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut
dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau
tidak senang, semua anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah
dari atasan. Jadi, dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh
seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.
12.
Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan
kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh
kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial
dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan
kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari
suatu peristiwa.
3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan
dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar
kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan
individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak
anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus
memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari
mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang
anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar
bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota
tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar